Langit terlihat biru. Sekelilingnya membiru meski ada beberapa awan putih menyaput di beberapa bagian birunya langit. Rasa penasaranku masih tertinggal, hanya saja aku tak begitu membuncah seperti semula. Aku kembali ke tempat awal rasa penasaranku. Belum kutemukan jawaban. Masih saja aku mencuri-curi celah yang ada sapa tahu aku bisa menemukannya kali ini.
Tuesday, April 21, 2009
Mengorek Langit
Langit terlihat biru. Sekelilingnya membiru meski ada beberapa awan putih menyaput di beberapa bagian birunya langit. Rasa penasaranku masih tertinggal, hanya saja aku tak begitu membuncah seperti semula. Aku kembali ke tempat awal rasa penasaranku. Belum kutemukan jawaban. Masih saja aku mencuri-curi celah yang ada sapa tahu aku bisa menemukannya kali ini.
Label:
out of my mind
Tuesday, April 07, 2009
Dilematis Pemilu
"Suara anda menentukan negara kita 5 tahun mendatang"
Bukan rahasia lagi kalau Pemilu selama beberapa tahun kemarin sudah terkontaminasi oleh rasa ketidakpercayaan terhadap para caleg dari sekian banyak partai. Lebih pastinya sih rasa tak percaya pada pemerintah. Skeptis terhadap pencalonan para calon anggota DPR/MPR yang di mata masyarakat luas tak lebih dari sekelompok orang-orang ambisius pecinta dan penggerogot uang rakyat. Lha kalo dipikir-pikir sih sapa juga yang mau nolak gaji segede itu, nggak heran kalo banyak orang berlomba-lomba menggantungkan mimpinya buat duduk di kursi empuk itu.
Sepintas kerja para legislatif emang santai dan penuh dengan kebahagiaan, rapat tidur, aspirasi rakyat nggak tersampaikan, kunjungan ke sana ke mari, rasanya kok nyaman betul jadi anggota legislatif. Bahkan sekarang yang nyaleg jadi amburadul, siapapun bisa nyaleg.
Tak peduli status sosial maupun tingkat pendidikannya. Jadi inget waktu itu pernah liat di Kick Andy! yang lagi membahas para caleg yang "rada beda". Ada yang dari kalangan pengamen/ anak jalanan, budayawan, atau kepala keluarga biasa.
9 April besok merupakan hari pencontrengan se-Indonesia, waktunya milih siapa yang layak untuk dienakkan hidupnya. Kalo boleh bilang sih besok itu merupakan hari gambling se-Indonesia Raya. Pertaruhan sudah dimulai dan buahnya akan segera terlihat. Rasa ketidakpercayaan terhadap pemilu berimbas munculnya aliran golput yang memandang sebelah mata proses pembentukan negara ini.
Miris, mungkin itu yang terbersit di hati seseorang yang masih peduli terhadap negaranya. Golput yang tak ikutan memilih dan memilih berdiam di rumah tanpa aksi, sungguh mengecewakan. Logika telah mati, apa dengan aksi seperti itu kemudian bisa mengubah negaranya menjadi lebih baik? I dont think so... Justru memberi peluang kepada mereka yang berbuat curang, memberi peluang kepada manusia-manusia yang berpikiran tikus. Apa yang bisa diberikan oleh kita terhadap negara kalo tidak merusaknya secara tidak langsung. Dukung negara ini menjadi lebih baik, gunakan insting dan hati nurani dalam mencontreng besok.
Golput bukan jawaban atas sebuah pemulihan negara justru penghancuran negara secara pelan-pelan. Kita harusnya berdoa dan berusaha memperbaiki negara yang sakit, bukan malah membiarkannya membusuk.
Ayo mencontreng!!!!
Label:
conscious
Thursday, April 02, 2009
Termehek-mehek Sama Simpang 5
Semarang = Simpang Lima
Simpang Lima = Minggu Pagi
Simpang Lima = Minggu Pagi
Yah semua itu udah terkonsep di otakku sejak pertama kali mendengar kata Semarang. Pasalnya saat pertama kali aku menginjakkan kakiku di kota atlas ini, simpang lima lah yang pertama kali aku kunjungi. Tentu saja ini berkaitan dengan hobi blanja-blanjiku yang rada over, mamasku yang nganter aku nyium simpang lima yang kemudian setelah itu pantai marina yang menjadi tujuan berikutnya.
Gila-gilaan! Murah-murah banget! Aku sama ibuku yang sama-sama shopaholic bersaing berburu barang yang sekiranya aneh-aneh yang nggak dijual di kotaku, Mojokerto, Jatim. Mulai dari sendal 10 ribuan yang awetnya minta ampun, sampai ke tas yang cuma 20 ribu. Belum lagi beliin oleh-oleh baju anak-anak yang cm 7500an, haduh…bisa dapet banyak tuh! Yang jelas minggu pagi di simpang lima bener-bener refreshing ala aku hehe.
Meski banyak omongan miring tentang simpang lima, yah yang banyak copet nya lah, penuh sesak, hiburan rakyat, kumuh ah persetan semua itu. Untungnya selama ini aku selalu nyaman dan nggak pernah gengsi buat pergi ke simpang lima meski harganya emang-emang “rakyat”. Duh…tradisi minggu pagi di simpang lima jangan sampai dihilangkan dong, kan cuma itu yang bikin Semarang rame. Lagian kalo dihilangkan, bisa-bisa hasrat blanja-blanji orang-orang sepertiku bisa tak tersalurkan.
Mal? Ah masih kalah seru sama simpang lima! Keep on shopping!!!!
Gila-gilaan! Murah-murah banget! Aku sama ibuku yang sama-sama shopaholic bersaing berburu barang yang sekiranya aneh-aneh yang nggak dijual di kotaku, Mojokerto, Jatim. Mulai dari sendal 10 ribuan yang awetnya minta ampun, sampai ke tas yang cuma 20 ribu. Belum lagi beliin oleh-oleh baju anak-anak yang cm 7500an, haduh…bisa dapet banyak tuh! Yang jelas minggu pagi di simpang lima bener-bener refreshing ala aku hehe.
Meski banyak omongan miring tentang simpang lima, yah yang banyak copet nya lah, penuh sesak, hiburan rakyat, kumuh ah persetan semua itu. Untungnya selama ini aku selalu nyaman dan nggak pernah gengsi buat pergi ke simpang lima meski harganya emang-emang “rakyat”. Duh…tradisi minggu pagi di simpang lima jangan sampai dihilangkan dong, kan cuma itu yang bikin Semarang rame. Lagian kalo dihilangkan, bisa-bisa hasrat blanja-blanji orang-orang sepertiku bisa tak tersalurkan.
Mal? Ah masih kalah seru sama simpang lima! Keep on shopping!!!!
Label:
conscious
Wednesday, April 01, 2009
Mengulik Nyata
Sudah waktunya musim telah berganti, dari hujan ke musim panas. Tapi apa yang terjadi akhir-akhir ini benar-benar di luar dugaan. Alam telah menyeimbangkan dirinya sendiri dan tentu saja dengan caranya sendiri, bencana! Yup Tuhan telah mengaturnya sedemikian rupa, bayangin aja, musim hujan yang seharusnya telah berakhir tapi karena global warming semua cuaca dan musim telah acak.
Banjir bandang, lahar dingin, waduk jebol, puting beliung dan entah apa lagi nantinya yang bisa melenyapkan banyak nyawa dalam waktu singkat. Hanya yang terpilihlah yg bisa dan masih hidup. Tuhan tak pernah main-main dengan ciptaannya, saat semua telah tersaji, siapa yg merubahnya? Manusia itu sendiri
Label:
out of my mind
Subscribe to:
Posts (Atom)