Saturday, August 30, 2008

Dream Theater

Band progressive metal yang sebelumnya bernama Majesty ini terbentuk di tahun 1985 dengan pendirinya John Myung, John Petrucci dan Mike Portnoy karena mereka kebetulan satu sekolah di Berklee College of Music di Boston. Kemudian Petrucci mengajak teman sekelasnya Kevin Moore untuk bermain keyboard, setelah itu direkrutlah Chriss Collins sebagai lead vocal. Di awal tahun 1986 mereka udah sibuk sama jadwal tur dan merekam hasil demo mereka yang diberi judul The Majesty Demos. November 1986 Chriss Collins memutuskan untuk keluar dan merangkul Charlie Dominici untuk menjadi additional-nya.

Nama Dream Theater merupakan saran dari ayah Portnoy yang diambil dari nama bioskop di California, pasalnya nama Majesty udah ada pemiliknya yang sah yaitu grup dari Las Vegas. Album When Dream and Day Unite rilis tahun 1989. Setelah show mereka yang keempat, Dominici pun dipecat. Akhirnya di tahun 1991 Kevin James LaBrie ikut audisi dan berhasil direkrut dengan menanggalkan nama Kevin karena sama dengan Kevin Moore. Baru di tahun 1992 album Images and Words dirilis dengan single andalan Another Day, Pull Me Under dan Take The Time.

Untuk album Awake rilis di tahun 1994 dan Moore mengumumkan untuk istirahat dari bandnya, sebagai penggantinya yaitu Derek Sherinian yang juga alumnus Berklee. Tahun 1996 mereka merilis hampir dua CD termasuk lagu Metropolis Part 1: The Miracle and the Sleeper yang ada di Images and Words. Hingga di tahun 1999 Rudess (keyboardist) menggantikan Sherinian, setelah itu Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis. DVD mereka Metropolis 2000 dirilis di tahun 2001. Tahun berikutnya Six Degrees of Inner Turbulence rilis. Selama tahun 2003, mereka mempersiapkan materi untuk album berikutnya hingga akhirnya Train of Thought keluar sebagai album ketujuh.
Octavarium rilis Juni 2005 dan album terbaru Dream Theater yang rilis Juni 2007 diberi judul Systematic Chaos dengan formasi James LaBrie (lead vocals, percussion, keyboards), John Myung (bass, chapman stick), John Petrucci (guitar, backing vocals), Mike Portnoy (drums, percussion, vocals) dan Jordan Rudess (keyboards, continuum, lap steel guitar).

Tuesday, August 26, 2008

Set Our Free

"Apakah kebebasan itu? Yaitu bahwa orang memiliki kehendak untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bahwa orang mempertahankan jarak yang memisahkan kita. Bahwa orang telah menjadi tidak peduli kepada kesulitan, kerja keras, kemiskinan, bahkan kepada kehidupan. Bahwa orang siap untuk mengorbankan orang-orang lain demi perjuangan diri, termasuk mengorbankan dirinya sendiri” (135; Nietzche – Petualangan-petualangan Manusia Bukan Waktunya) Di bulan Agustus, di Negara kita udah pasti didengung-dengungkan yang namanya kemerdekaan. Sebuah bentuk kebebasan atas penjajahan yang dilakukan bangsa lain dulunya di Negara ini. Tapi apa kita yakin kalo kita sekarang udah merdeka? Penjajahan secara fisik sih emang nggak terlalu vulgar tapi di bidang lain? Im not pretty sure.

Complicated kalo ngomongin masalah itu. Penjajahan nggak cuman secara fisik kayak dulu hingga kita dengar sampe ada Romusha ato Rodi. Bukan, bukan seperti itu. Penjajahan sekarang lebih halus, militan namun tetep aja menyengsarakan. Nggak begitu kentara memang efeknya tapi tetep aja yang namanya penjajahan ya penjajahan. Jauh dari kata bebas! Kebebasan itu masih semu!

Lepas dari penjajahan satu tapi terperangkap ke bentuk penjajahan yang lain. Kebebasan mandul! Belum sempurna. Perekonomian kita, pendidikan, bahkan pola pikir kita aja masih terjajah. Lagi-lagi efeknya nggak begitu vulgar. Apalagi remaja sekarang, mereka nggak ngeh dengan penjajahan bentuk ini kecuali mereka-mereka yang berada di kehidupan serba kekurangan. Tumpul! Dan ironisnya lagi apabila penjajahan itu dilakukan oleh bangsa kita sendiri. Too bad!