Monday, November 05, 2007

Global Warming

Panas sekali hari ini, panasnya seakan mampu membakar rambut yang menempel di kepalaku. Aku bisa merasakan kepalaku menguap, entah apa yang diuapkannya. Namun aku selalu berharap menguapkan segala pikiran penat yang berangsur-angsur meleleh dari kerak. Matahari begitu garang, marahkah ia? Ataukah ia telah lelah menggantung sehingga ia mulai turun mendekati bumi?
Siang benar-benar panas. Kumasuki gedung raksasa dan mulai merasakan udara yang berlawanan. Hembusan angin kencang menyambut kedatanganku disertai udara yang begitu sejuk serasa di pegunungan. Selayaknya menemukan pintu surga di tengah padang pasir. Oase yang begitu nyata.
Yang terjadi saat ini adalah pemanasan global yang tak manusia sadari karena akibat ulah mereka sendiri. Semakin panas matahari meranggaskan bumi, tak lain karena manusia yang menciptakannya. Produk pendingin ruangan maupun makanan serta bangunan rumah-rumah kaca yang semakin hari semakin bersaing mengeksistensikan dirilah yang menjadi penyebabnya. Tak pelak asap kendaraan bermotor, asap pabrik maupun pengebirian hutan pula yang menjadi pendukungnya.
Paru-paru dunia semakin kronis. Tak banyak yang sadar bahwa kiamat bukanlah dari Tuhan, tapi manusia sendirilah yang menciptakannya. Hanya tinggal menghitung waktu saja… Perubahan dimulai dari sendiri, cobalah lebih tanggap terhadap lingkungan, jangan tambah suhu yang semakin panas ini dengan emosi yang tinggi pula. Dukung selalu gerakan tanam seribu pohon, minimal satu pohon untuk kelanjutan hidup generasi kita selanjutnya. Mampukah????

Anak muda…anak muda…

“Woiy cuk, nangdi ae?” (Woy cuk, kemana aja. Cuk = sapaan; makian; dari kata dancuk; khas arek-arek Surabaya). Kalimat seperti itu sudah tidak asing lagi kita dengar dalam setiap pergaulan arek-arek Surabaya khususnya. Segerombol remaja bercelana jeans ketat dengan potongan rambut yang sedikit amburadul. Sengaja rambut bagian depan diperpanjang biar bisa disibakkan dengan tangan serta diwarnai (remaja cowok). Serta aksesoris mainan dari anting sampai gelang dibikin matching se-matching-matching-nya (remaja cewek). Anak muda jaman sekarang katanya….
Mereka bersenda gurau di pinggir jalan, tepatnya di atas sepeda motor mereka. Tak banyak aksesoris yang mereka kenakan, hanya saja helm yang penuh dengan stiker simbol-simbol anarkis, stiker band bahkan stiker logo distro-distro. Yang penting helm berstiker, helm pun telah menjadi fashion bagi mereka. Anak muda jaman sekarang katanya….
Pemandangan seperti itu untuk beberapa tahun ini sudah tidak asing lagi, menjamur dimana-mana. Bahkan aku sempat berfikir, apa ini virus yang menyerang anak muda jaman sekarang ya? Sungguh homogen. Mayoritas remaja sekarang mempunyai dandanan seperti itu, ironisnya, seragam sekolah pun celananya dibikin ketat oleh mereka serta model rok seragam dengan ikat pinggang yang melorot. Ck…ck..ck…sekolah pun bisa kebobolan dengan fashion, seakan tidak mau dibilang ketinggalan jaman. Anak muda jaman sekarang katanya….
Tapi pernahkan mereka sadar bahwa mereka telah menjadi fashion victim? Korban dari otak-otak kapitalis? Homogenitas dalam heterogenitas? Larut dalam mainstream? Tak lagi memikirkan fungsi tapi hanya gaya atau mode saja, persetan dengan pantas atau tidak pantas. Anak muda jaman sekarang katanya….
Anak muda….anak muda….

Friday, November 02, 2007

Thx for my gReat Old fRiend (irfan)

Kawan lama...eh musuh lama...eh kawan apa lawan ya? Whatever lah... Thx for the time, sweat, mind and sacrifice hahaha yg bikin blogku jadi gini. Tp aku kurang puas, knp pikiran konyolmu msh ada sih setelah sekian lama kamu menghilang? Polling tersinting yg pernah aku liat...
Aku tau km psti ketawa ngakak pas bikinnya, hayoooo ngaku!?!?!
Anyway thx for this thing...
Nice to know u again....miss u!
(dengan berat hati aku mengatakannya)