Aku menengadah, menatap langit yang kebiruan. Saputan awan putih berpendar diantara biru dan terangnya langit. Tak kulihat awan berbentuk seperti biasanya yang terlihat seperti sesuatu. Terkadang aku melihat wajah perempuan, gunung, kuda, bahkan seekor naga yang sedang terbang. Hanya halusinasi, rekayasa otakku saja. Menggelikan memang mengingat itu hanya awan tapi aku bisa melihatnya berbagai macam bentuknya yang aneh dan hidup.
Awan putih berderak perlahan. Aku tak merasakan bumi ini berputar sebagaimana awan bergerak. Aku tetap di tempat meski waktu telah berputar sebagaimana mestinya. Mataku mencari sela-sela langit mencoba menemukan beberapa jawaban atas pertanyaan dalam benakku. Langit, sejauh mata memandang tak kutemukan apa-apa, hanya gumpalan awan dan berkelebatan burung di atas
sana.

Kucari sela tersempit yang ada di langit, sapa tahu aku bisa mengintip dan menemukan jawaban atas rasa penasaranku. Kukelilingi langit sekitar dan tubuhku berputar-putar sambil menengadah, ya itu tadi, aku mencari celah sekecil apapun demi melihat isi langit yang sebenarnya. Di ujung
sana tetap saja berwarna biru, ku coba menoleh ke arah yang berlainan tetap saja warnanya biru, aku berputar-putar dan terus saja berputar tapi tetap saja semuanya berwarna biru. Tak ada celah rupanya.
Aku menghela nafas, apa perlu aku ke atas
sana demi melihat ada apa gerangan yang di tutupi oleh langit? Kalau memang dengan begitu aku bisa mengobati rasa penasaranku, pasti akan aku lakukan. Langit pasti menyembunyikan sesuatu di balik
sana, tapi apa?
Tak ada apa-apa, hanya ruang kosong yang ada di otakku. Aku sudah melampaui langit yang kulihat dengan mata telanjang saat masih di bawah
sana. Tapi tak kutemui apa-apa. Aku kembali menengadah dan kulihat masih ada langit yang entah ada apa lagi di baliknya. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi, ada apa di atas
sana? Apa benar kata orang kalau langit itu ada tujuh tingkat?
Kalau memang begitu, berarti aku harus melampaui beberapa tingkat lagi. Mungkin ada yang tersembunyi di atas
sana hingga harus di sembunyikan sampai tujuh lapis. Pasti ada sesuatu yang berharga dan istimewa. Hmmm…rasa penasaranku memuncak. Iya…aku yakin, pasti ada yang di sembunyikan di atas
sana dan pasti begitu berharga hingga tak mudah orang melihatnya.
Kucari cara untuk bisa menembus langit ke tujuh. Semakin lama semakin gelap saja, aku tak peduli meski orang-orang menganggapku gila. Di mana letak kegilaan itu? Apa orang yang ingin mencari tahu jawaban atas pertanyaannya sendiri disebut gila? Yang benar saja! Halah masa bodoh dengan mereka, lihat saja nanti kalau aku sudah menemukan jawabannya pasti mereka akan berdecak kagum padaku.
Aku mencium aroma kearoganan dalam diriku. Tapi biarlah, yang penting aku harus mengobati rasa penasaranku sebelum aku mati penasaran. Sudah kucoba melewati lapis-lapis langit yang katanya orang ada tujuh lapis itu. Sudah berapa lapis ini ya? Tak ada apa-apa, kosong, tak berpenghuni. Tak ada kehidupan, hanya aku, ya hanya aku saja di sini. Tak kutemui sesuatu apapun hanya gumpalan awan yang semakin gelap dan gelap.
Ada apa ini?
Aku merasa awan-awan gelap itu mengerubungiku. Aku terjebak! Di mana aku ini? Kutengadahkan demi melihat ada apa di atas
sana, tak kulihat apa-apa hanya gelap dan mungkin masih ada langit setelah ini. Bohong! Aku sudah mencapai langit ke tujuh tapi belum kutemukan apa-apa di sini. Semuanya serba gelap, tak ada sesuatu pun yang menjawab pertanyaanku.Tak mungkin aku melewatkan langit ke tujuh, karena aku yakin aku telah mencapai tingkat itu. Sepi-sepi saja di sini, tak ada apapun yang bisa kuceritakan pada mereka, aku kecewa, ya terus terang saja aku kecewa. Karena rasa penasaranku tak terjawab dengan apa yang telah kulakukan. Keyakinanku melemah, kuputuskan untuk kembali ke tempat aku berdiri sebelumnya.
Langit terlihat biru. Sekelilingnya membiru meski ada beberapa awan putih menyaput di beberapa bagian birunya langit. Rasa penasaranku masih tertinggal, hanya saja aku tak begitu membuncah seperti semula. Aku kembali ke tempat awal rasa penasaranku. Belum kutemukan jawaban. Masih saja aku mencuri-curi celah yang ada sapa tahu aku bisa menemukannya kali ini.